Tanah Dijual. Melampaui Komoditi Ekonomi
Tanah Dijual. Lebih dari judul yang dipasang di plang-plang di pinggir jalan besar. Bukan semata faktor produksi. Tak sekedar melayani kepentingan ekspansi ekonomi. Tanah (land) banyak disebut sebagai sumber dari semua kesejahteraan material. Semua proses produksi yang akan dilakukan selalu berawal dari ketersediaan tanah.
“Land really is the best art” – Andy Warhol
Dalam perjalanan sejarah, kemakmuran ekonomi suatu negara berkait erat dengan seberapa kaya sumberdaya alam negara itu yang dikandung oleh tanahnya dan menjadi sebuah keunggulan komparatif . Tanah tak hanya penting sebagai sumber penghasilan di banyak rumah tangga, jadi anak tangga pertama menapaki tantangan ekonomi. Namun juga amat berarti bagi investasi jangka panjang dan mendukung kebutuhan menabung. Bahkan bagi sebagian orang, tanah yang mereka miliki atau mereka tinggali sudah seperti harga diri baginya. Tanah mendasari aktivitas hubungan sosial masyarakat dan tempat tumbuh suburnya nilai – nilai budaya.
Akses yang lebih luas terhadap kepemilikan tanah, yang inklusif, merupakan kendaraan utama untuk mendorong kemashlahatan ekonomi. Dus, kebijakan pertanahan yang pro-people sekaligus pro-growth diperlukan agar buah dari sumberdaya tanah bisa didistribusikan secara lebih adil.
(Baca juga : Perumahan dan Permukiman yang Inklusif, yang lestari)
Kepemilikan tanah menjadi prasyarat untuk mendapatkan pinjaman modal. Ini sejalan dengan karakter dari sumberdaya tanah itu sendiri yang mobilitas nya nol, tidak berubah bentuk dan tidak rusak dalam jangka pendek. Karakter tanah yang membedakan dengan sumberdaya yang lain: inelastis (fixed quantity), jumlah pasokannya tidak berubah meskipun permintaannya selalu naik turun. Dari sini kemudian mengemuka arti penting land tenure.
Tenure tanah punya peran besar untuk menyokong kapasitas ekonomi serta menjaga nilai tanah, baik sekarang maupun di masa mendatang. Adanya keamanan dalam land tenure inilah yang membuat orang mau berinvestasi pada propertinya. Dus, bisa menjaga fungsi pasar finansial agar berbiaya rendah, untuk mampu memberikan insentif bagi investasi jangka panjang. Tenure yang baik juga membuat masyarakat terbebas dari intervensi yang membeda-bedakan dari birokrat. Sehingga muncul kepastian dalam dunia usaha,muncul motivasi agar harapannya mewujud.Tak hanya itu, dalam skala keluarga, dengan adanya kepastian land tenure juga membantu kaum Ibu untuk mengakses fasilitas kesehatan serta memperoleh kebutuhan bagi gizi anak anaknya misalnya.
(Baca juga : Asian Games Jakarta Palembang 18.08.18. Apa Artinya bagi Properti )
Tanah Dijual, begitu bunyi plang yang banyak bertebaran. Namun faktanya tanah sudah tidak diproduksi lagi.
Karenanya tak ada pilihan lain selain mengelola nya secara bijak.Tata kelola dan administrasi pertanahan perlu terus didorong agar kerjanya punya target jelas dan efisien biaya. Agar pengelolaan tanah bisa kredibel dan transparan, sekaligus produktif. Ini perlu sentuhan seni, bagaimana memahat sistem tenure tanah yang aman, yang mampu menjaga nilai tanah sekaligus membuat manfaatnya bisa terdistribusi ke lebih banyak kelompok masyarakat.
- Romi Romadhoni, MDP
He is an urban planner and sociopreneur, and can be reached at m.romadhoni@gmail.com and twitter : @romi_mr