Yukk Simak 4 Tips Memilih Rumah Cluster untuk Hunian Sekeluarga
Pernah melihat sekumpulan rumah berbentuk satu tipe yang dibangun bersamaan dan tidak mempunyai pagar? Itulah rumah cluster. Secara umum, tampilannya hampir serupa dengan rumah townhouse. Hunian jenis ini cukup laris di pasaran. Yuk simak deskripsi lengkap dan tips memilihnya di sini.
Rumah cluster ini , termasuk yang tipe cluster tunggal berpintu gerbang, sebetulnya banyak irisannya dengan apa yang disebut ‘gated community’ . Artinya model desain perumahan yang terdiri dari beberapa rumah dengan satu jalur jalan dan mempunyai satu akses keluar masuk ke perumahan tersebut. Perumahan model cluster tunggal seperti ini fokusnya pada memunculkan rasa aman penghuninya. Prioritasnya pada bagaimana bisa mengendalikan keluar masuk pengunjung ke perumahan. Di sisi lain, selain membuat fleksibilitasnya rendah. Perumahan model ini ada di posisi berseberangan atas kebutuhan lingkungan hunian yang inklusif dan ramah keberagaman. Rumah cluster berpagar tinggi, dengan visibility yang rendah, apalagi sampai kental karakter ‘architecture of fear’ nya lengkap dengan kawat berduri yang bahkan dilewati pejalan kaki pun tidak bisa, – seperti banyak dijumpai di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kayu Putih di Jakarta Timur atau Daan Mogot, Kalideres di Jakarta Barat misalnya, memang mudah menciptakan kesan angker. Atau malah kesan angker ini sengaja dibangun demi bisa menentramkan penghuni di dalamnya?
Pada kenyataannya model komplek rumah berpagar yang cenderung eksklusif ini lahir sebagai respons dari sejarah cukup gelap saat kerusuhan massal terjadi di akhir 1990an. Dalam skala yang lebih luas, pertumbuhan perumahan gated seperti ini berpotensi memicu fragmentasi kota, baik secara fisik maupun non fisik perkotaan, karena sifat enclave (mengantung) yang dimiliki perumahan-perumahan tersebut
Ciri Khas Rumah Cluster
Desain rumah cluster umumnya simpel dan minimalis serta terdiri dari dua lantai. Rumah berada pada lingkungan dengan fasad yang serupa dan berdempetan. Untuk memisahkan antara satu rumah dengan yang lain biasanya hanya dibangun tembok beton rendah.
Dalam satu kompleks perumahan biasanya dibuat mulai dari puluhan sampai ratusan unit cluster. Biasanya dengan alasan arus kas pengembang, pembangunannya pun bertahap, mulai dari satu kompleks kemudian dijual. Kemudian pengembang akan membangun kompleks lainnya, barangkali dengan beberapa penyesuaian dari sisi desain, spek dan harga, mengikuti tren dan dinamisme pasar.
Perumahan cluster cocok untuk ditinggali sendiri ataupun bersama keluarga. Kompleks memiliki akses masuk terbatas berupa satu atau dua gerbang yang dijaga oleh sistem pengamanan selama 24 jam. Gerbang masuk terbatas dengan penjaga itu dimaksudkan untuk menjamin keamanan penghuni perumahan cluster tersebut.
Di cluster umumnya terdapat fasilitas rekreasi seperti lapangan basket, kolam renang bersama, taman bermain anak, pusat kebugaran, dan jogging track. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni. Biasanya juga dikelilingi pagar agar tak dapat digunakan oleh selain penghuni.
(Baca juga : Ini Dia! Desain Rumah Modern Dengan Budget Minimalis )
Tips Memilih Perumahan Cluster
Saat ini banyak sekali kompleks baru bermunculan. Banyak deretan pengembang mempromosikan komplek dan cluster barunya, namun nyatanya kualitas rumah kurang bagus atau malah tidak memenuhi standar. Jika Anda tertarik tinggal di rumah cluster bersama keluarga, Anda perlu cermat mempelajari beberapa hal sebelum membelinya. Lakukan beberapa tips berikut:
1. Kenali Perusahaan Pengembangnya
Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang pengembang. Ketahui bagaimana reputasi dan rekam jejaknya. Selain mencari informasi di internet, Anda juga dapat bertanya langsung kepada teman-teman atau kerabat yang memiliki pengalaman membeli rumah cluster dari pengembang yang sama. Pastikan reputasi pengembang bagus, tidak bermasalah secara hukum demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
2. Pertimbangkan Tipe Rumah dan Lokasi
Jangan langsung percaya begitu saja informasi pada brosur atau iklan. Jika di sana dikatakan hanya 5 menit ke stasiun kereta atau 10 menit ke pusat perbelanjaan terbesar, baiknya langsung periksa kebenarannya. Ketika mengecek sendiri Anda dapat menilai apakah lokasinya benar-benar dekat dan akses Anda ke tempat kerja mudah atau tidak.
Perlu juga dipertimbangkan faktor harga, rumah di cluster umumnya punya harga lebih mahal, dibandingkan di area hunian biasa atau di daerah rumah perkampungan. Sebab yang pengembang jual adalah lingkungannya : yang lebih tertata, diklaim lebih bersih dan terawat serta berpagar.
(Baca juga : Dualisme Tanah : Karakter dan Konteks)
Lokasi juga erat kaitannya dengan faktor legalitas, yang mana perlu jadi perhatian utama. Sebelum membeli pastikan kita punya kopi sertipikat tanahnya. Dengan demikian kita bisa cek silang ke BPN atau notaris, mengkonfirmasi tentang status tanahnya. Baiknya diperjelas jauh hari di depan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Apakah sudah free and clear? Baiknya juga status legal juga sudah HGB, artinya sepenuhnya formal dan telah terdaftar di BPN. Cek sekalian juga kecocokkan peruntukkan tanahnya, pastikan memang untuk peruntukkan hunian, agar lancar mengurus IMB nya nanti.
3. Fasilitas bersama yang memadai
Fasilitas pendukung dan akses ke toko ritel. Ini yang umumnya menjadi sisi minus ketika Anda membeli dan tinggal di rumah cluster. Lingkungan perumahan cluster tidak didesain untuk “memanjakan” penghuninya dengan fasilitas lengkap. Toko – apalagi yang 24 jam – dan supermarket terbatas, untuk ke sana, bisa jadi harus keluar pos keamanan dulu.
Salah satu tantangan bagi perumahan model cluster tunggal ialah bagaimana bisa lebih blending dengan lingkungan sekitarnya, sehingga ke depan ada keharmonisan yang bisa dibangun dan terus di jaga. Lingkungan secara alamiah tentu tidak bisa bediri sendiri. Terkait masalah pasokan air bersih, kualitas udara , kualitas aliran sungai di sekitarnya, resiko kebakaran, faktor kebisingan, kenyamanan lalu lintas daerah itu misalnya, tentu tidak bisa dikelola atau ditangani secara terkotak – kota per batasan lingkungan. Kita juga tentunya tidak ingin lingkungan hunian kita menjadi terisolir, terputus kontak sosial dan terbatasi manfaatnya dari lingkungan sekitar dan konteks sosialnya.
(Baca juga : Lokasi Strategis Rumah Semarang Kota dengan Akses Mudah)
Karenanya akan lebih baik jika ada fasilitas terbangun yang pemanfaatannya bisa di-share ke lingkungan sekitarnya. Ada manfaat yang terbagikan ke tetangga – tetangga di lingkungan. Misal fasilitas ekonomi berupa toko – toko atau pasar kaget, atau tempat peribadatan , masjid atau gereja misalnya, yang juga bisa dipakai oleh warga sekitar. Ini membantu menciptakan bauran sosial atau menjadi melting pot yang sehat bagi kebersamaan. Memicu interaksi antar warga dengan latar dan identitas berbeda. Sehingga lingkungan hunian menjadi lebih berwarna, cerah dinamis ketimbang monoton satu warna.
4. Pastikan Anda Menyukainya
Rumah cluster mempunyai desain yang berbeda-beda. Sebelum memilih pastikan Anda sudah melihat beberapa model agar dapat melakukan perbandingan. Selanjutnya baru memutuskan model mana yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda agar selanjutnya tidak perlu melakukan renovasi.
Tinggal di kompleks rumah cluster mestinya juga membantu Anda bersosialisasi dengan masyarakat yang beragam karena perumahan ini didesain untuk semua kalangan. Posisi rumah pun berdekatan, sehingga bisa ada harmoni dengan kebutuhan ruang yang lingkungan inklusif. Lebih bisa membangun lingkunagn yang guyub. Ingin hunian modern dan nyaman, rumah jenis ini pantas dipertimbangkan.
Pertimbangkan aktor-faktor fisik terutama lokasi perumahan dalam pengertian aksesbilitas, kedekatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, bentuk pagar termasuk juga system keamanan dalam perumahan ‘gated community’ dan bagaimana rekam jejak interaksi sosial nya selama ini.