Merevolusi Perumahan Terjangkau: Mengadopsi Kekuatan Teknologi Blockchain
“Sudah tiga bulan terakhir ini saya keliling-keliling cari rumah. Harga rumah sangat mahal dan terus beranjak naik. Kalaupun ada, lokasinya sangat jauh, di pelosok,” begitu keluh Purwadi (30), pegawai negeri di sebuah lembaga penelitian di Jakarta. Dari pekerjaannya Purwadi tergolong pekerja formal. Kemudian, bagaimana dengan para pekerja informal dengan pendapatan yang tak menentu, yang jumlahnya puluhan juta orang di negeri ini, tentu kondisinya lebih menantang bagi mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, perumahan yang terjangkau telah menjadi isu yang mendesak di Indonesia, karena populasi terus bertambah dan urbanisasi meningkat. Pendekatan konvensional untuk mengatasi tantangan ini – fokus pada produk fisik, top down dan pengembang sentris – seringkali gagal dalam memberikan solusi tuntas, yang inklusif dan berbasis masyarakat. Namun, teknologi transformatif telah muncul yang memiliki potensi besar dalam merevolusi sektor perumahan yang terjangkau: Blockchain.
Teknologi ini sebetulnya juga tidak ‘baru – baru’ amat. Dirilis sekitar tahun 2008, melanjutkan temuan sains sebelumnya di 1991. Dan penerapannya meluas di 2009 seiring dengan penggunaan crytocurrency atau mata uang kripto.
Paralel dengan itu, terkait isu perumahan rakyat, teknologi blockchain menemukan area kemanfaatannya yang baru. Pada artikel ini, kami menggali lebih jauh adopsi teknologi blockchain sebagai sarana untuk meningkatkan perumahan terjangkau berbasis komunitas dan inklusif di Indonesia. Berdasarkan sifatnya yang terdesentralisasi dan fitur uniknya, kami akan mengupas manfaat utama, tantangan, dan ‘best practice’ , bagaimana value added teknologi blockchain dalam konteks perumahan yang terjangkau.
Memahami Teknologi Blockchain:
Blockchain adalah teknologi ledger terdistribusi yang memungkinkan transaksi aman, transparan, dan bebas gangguan tanpa perlu perantara. Karakteristik utamanya, seperti desentralisasi, ‘kebandelan’, relam datanya yang permanen dan transparansi, menjadikannya alat yang ideal untuk mengubah lansekap perumahan yang terjangkau. Pemanfaatan teknologi ini mendorong berbagai pemangku kepentingan dapat berkolaborasi secara lebih efektif, memastikan transparansi, akuntabilitas, dan inklusivitas di seluruh proses perumahan.
Meningkatkan Transparansi dan Kepercayaan:
Salah satu tantangan mendasar dalam perumahan yang terjangkau adalah kurangnya transparansi, yang seringkali berujung pada korupsi, inefisiensi, dan pengucilan. Teknologi Blockchain dapat mengatasi masalah ini dengan memberikan catatan transaksi terkait perumahan yang transparan dan tidak dapat diubah. Kontrak pintar, didukung oleh blockchain, dapat mengotomatiskan proses, memastikan bahwa semua pihak yang terlibat mematuhi persyaratan yang disepakati. Transparansi yang meningkat ini membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan dan membantu menghilangkan potensi penipuan dan korupsi.
Baca Juga: Kenapa Batu Marmer Dicap Sebagai Material Rumah Mewah
Mengaktifkan Pembayaran yang Aman dan Efisien:
Sistem pembayaran tradisional bisa rumit dan mahal, terutama bagi individu berpenghasilan rendah yang mencari perumahan yang terjangkau. Teknologi Blockchain menawarkan solusi dengan mengaktifkan transaksi yang aman, cepat, dan hemat biaya. Cryptocurrency dan tokenization dapat memfasilitasi proses pembayaran yang mulus dan transparan, memastikan bahwa transaksi keuangan terkait perumahan yang terjangkau aman dan efisien.
Memfasilitasi Pengambilan Keputusan Terdesentralisasi:
Sifat terdesentralisasi Blockchain memberdayakan komunitas dan individu dengan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Melalui platform berbasis blockchain, anggota komunitas dapat memiliki suara dalam desain, perencanaan, dan pengelolaan proyek perumahan yang terjangkau. Pendekatan inklusif ini memastikan bahwa solusi perumahan memenuhi kebutuhan dan aspirasi spesifik masyarakat, menumbuhkan rasa kepemilikan dan pemberdayaan.
Mengatasi Tantangan dan Memastikan Adopsi:
Ada beberapa tantangan harus diatasi untuk memastikan penerapannya yang efektif di sektor perumahan yang terjangkau. Tantangan-tantangan tersebut meliputi kerangka regulasi, skalabilitas, literasi digital, dan infrastruktur. Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting dalam mengatasi rintangan ini dan mendorong adopsi teknologi blockchain secara luas untuk perumahan yang terjangkau di Indonesia.
Praktik Terbaik dan Studi Kasus:
Meneliti studi kasus yang sukses dari seluruh dunia dapat memberikan wawasan berharga tentang penerapan teknologi ini di perumahan yang terjangkau. Contohnya seperti BitRent, platform investasi real estat berbasis blockchain, dan Ubitquity, sistem pendaftaran judul bertenaga blockchain, menampilkan potensi blockchain untuk mengubah sektor perumahan yang terjangkau.
Kesimpulan:
Saat Indonesia masih bergulat kebijakan perumaha nasional yang pengembang sentris, yang berorientasi ke pengembang bermodal besar. Saat masih banyak kendala dalam menyediakan perumahan yang inklusif dan terjangkau berbasis komunitas, mengadopsi teknologi blockchain dapat menjadi ‘game changer’. Dengan meningkatkan transparansi, memungkinkan pembayaran yang aman, mendorong pengambilan keputusan yang terdesentralisasi, dan mengatasi tantangan utama, teknologi tersebut berpotensi merevolusi lanskap perumahan yang terjangkau di Indonesia. Merengkuh masa depan yang lebih cerah bagi perumahan inklusif dan terjangkau. Namun, penerapannya suksesnya membutuhkan upaya kolaboratif antara pemangku kepentingan dan lingkungan peraturan yang mendukung. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, Indonesia dapat memulai jalan menuju sektor perumahan terjangkau yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan, memastikan bahwa setiap individu memiliki akses ke perumahan yang aman dan terjangkau.