author
Call Us: +628581194219

Gang di Negara Berkembang: Perspektif Sosial Ekonomi

  • 11 bulan lalu
  • Tak Berkategori
  • 0
gang

Prevalensi Gang di Negara Berkembang: Perspektif Sosial Ekonomi

Di negara-negara berkembang, seringkali kita menemukan sejumlah gang atau jalan sempit yang terjalin dalam lanskap perkotaan dan pedesaan. Gang-gang ini berfungsi sebagai jalur antar bangunan, menghubungkan lingkungan dan komunitas. Keberadaan banyak jalan sempit di negara berkembang dapat dikaitkan dengan berbagai faktor seperti sejarah, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Artikel ini mengeksplorasi beberapa alasan mengapa negara berkembang cenderung memiliki jumlah gang yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.

Perkembangan Sejarah

Banyak negara berkembang memiliki warisan sejarah yang kaya, dengan tata ruang kota yang pada awalnya dirancang untuk tujuan yang berbeda atau menurut praktik budaya dan tata ruang yang berbeda. Faktor-faktor sejarah ini memengaruhi evolusi kota, yang mengakibatkan terciptanya jaringan gang yang rumit dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, jalan sempit awalnya dirancang untuk memfasilitasi perdagangan, menyediakan akses ke pintu belakang, atau beradaptasi dengan topografi setempat.

Urbanisasi yang Cepat dan Pertumbuhan Penduduk

Negara-negara berkembang sering mengalami urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat, yang menyebabkan meningkatnya permintaan akan perumahan dan infrastruktur. Dalam menghadapi sumber daya yang terbatas dan terkendala lahan yang memadai, jalan sempit menjadi penggunaan lahan yang efisien. Sebab itulah banyak wilayah di perkotaan menjadi wilayah padat penduduk. Saat kota berkembang untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi, gang memberikan solusi hemat biaya untuk menyediakan akses ke perumahan dan fasilitas di daerah padat penduduk.

Baca Juga: Cara Mudah Temukan  Rumah Impian : Mengurangi Biaya Transaksi dengan RumahDimana.com

Pemukiman Informal dan Kurangnya Perencanaan Kota

Prevalensi permukiman informal, seperti daerah kumuh, merupakan karakteristik umum dari banyak negara berkembang. Permukiman ini seringkali tidak memiliki perencanaan kota dan infrastruktur yang memadai, sehingga terbentuklah gang-gang organik. Pemukiman informal biasanya muncul karena kombinasi dari kemiskinan, migrasi desa-kota, dan pilihan perumahan yang tidak memadai. Lorong-lorong sempit di dalam permukiman ini memberi warga akses ke rumah dan layanan dasar mereka.

Faktor Ekonomi dan Kepemilikan Properti

Di negara-negara berkembang, sumber keuangan yang terbatas dan hak milik dapat berdampak pada pembangunan perkotaan. Tingginya biaya tanah dan konstruksi seringkali menyebabkan ukuran properti yang lebih kecil dan kepemilikan tanah yang terfragmentasi. Akibatnya, bangunan dibangun berdekatan satu sama lain, menyisakan celah-celah kecil yang akhirnya menjadi lorong-lorong. Selain itu, karena kurangnya hak milik formal, gang dapat berfungsi sebagai ruang bersama bagi masyarakat, memfasilitasi interaksi sosial dan kegiatan bersama.

Keterbatasan Infrastruktur

Infrastruktur perkotaan yang tidak memadai merupakan tantangan umum di banyak negara berkembang. Masalah-masalah seperti jaringan jalan yang terbatas, transportasi umum yang tidak memadai, dan kurangnya sistem pembuangan limbah dan drainase yang tepat dapat mempersulit pembangunan jalan atau gang yang lebar. Gang-gang, dengan lebarnya yang lebih sempit, mungkin lebih mudah diimplementasikan di dalam kawasan perkotaan yang ada di mana ruang terbatas atau pembangunan infrastruktur terhambat.

Kesimpulan

Prevalensi gang di negara berkembang adalah hasil interaksi yang kompleks antara faktor sejarah, sosial ekonomi, dan infrastruktur. Urbanisasi yang cepat, permukiman informal, sumber daya yang terbatas, dan kendala infrastruktur semuanya berkontribusi pada proliferasi gang sebagai sarana untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi dan mengoptimalkan penggunaan lahan. Meskipun jalan sempit dapat dianggap sebagai ruang yang sempit dan padat, gang juga memainkan peran penting dalam membina masyarakat dan menyediakan akses ke perumahan dan layanan di daerah padat penduduk. Mengatasi tantangan yang terkait dengan jalan sempitmemerlukan perencanaan kota yang komprehensif, peningkatan infrastruktur, dan praktik pembangunan berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih layak huni dan inklusif di negara berkembang.

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan