author
Call Us: +628581194219

Rumah Tempat Bersemi Harapan. Merawat Mimpi

  • Admin oleh Admin
  • 4 tahun lalu
  • Tak Berkategori
  • 0

Rumah Tempat Bersemi Harapan. Merawat Mimpi

 

A house is made with walls and beams. A home is built with love and dreams

-Ralph Waldo Emerson

Ada banyak preferensi orang dalam menemukan rumah yang diidamkannya. Bisa karena sudah familiar dengan lingkungannya, dekat dengan sanak keluarga. Bisa karena akses:  dekat dengan stasiun, dekat dengan lokasi kerja misalnya. Disebut oleh Ridwan Kamil bahwa rumah merupakan sebuah syarat dengan landasan kuat. Rumah berperan sentral, sebab ia adalah awal dari segala aktivitas kita.

Di rumahlah pertama kali kita belajar tentang keberanian dan kekuatan yang dibutuhkan saat menghadapi masalah. Belajar move on menyambut hari mendatang, meninggalkan negativity di belakang. Produktivitas kerja, semangat, langkah perbaikan, suasana hati dan rencana sehari – hari selalunya dimulai dari rumah. Begitu banyak waktu terbuang, semangat yang tergerus dan tenaga yang terkuras saat kita harus berlama – lama di perjalanan dari rumah ke tempat bekerja, ke lokasi mencari nafkah.

Banyak kejadian di kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta misalnya. harapan ideal tentang rumah tersebut sulit untuk dipenuhi. Hal  yang diidamkan tadi seringkali tak tercapai. Banyak sebabnya, sebagian karena kendala finansial.  Rumah yang dilabelkan strategis, yang dekat ke pusat komersial dan tempat bekerja dalam kota mahal harganya. Dan semakin membubung dari tahun ke tahun.   Sebagian lagi disebabkan faktor latar belakang keluarga dan sosial. Bahkan persepsi diri sendiri. Sebagian kita tak ingin dengan lahan terbatas, sebagain tak menghendaki punya tetangga di atas bawahnya, atau hunian vertikal. Dus lebih memilih lokasi yang berjarak dari riuhnya pusat kota. Memilih rumah di pinggiran kota yang punya harga terjangkau dan ruang sedikit lega.

(Baca juga : Memaknai Ruang Kota

Hal ini menggarisbawahi bagaimana karakter kebutuhan akan rumah yang berbeda – beda. Ini tentunya berawal dari perbedaan karakter masing – masing individu, latar serta latar belakang dan pengalaman keluarga yang berbeda. Juga kondisi lingkungan dimana ia dibesarkan.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di Libanon tentang korelasi antara karakteristik rumah, rumah tangga dan penghuni tingkat kepuasan atas kebutuhan dasar. Model rumah yang independen pada suatu titik berkait dengan rendahnya indeks kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Di area perkotaan misalnya , tingkat kepuasan bertempat tinggal  justru didapati pada mereka yang tinggal di apartemen. Atau rumah sewaan. Selain pajak properti yang lebih rendah, hal ini sepertinya merujuk pada kemudahaan pemeliharaan, dibandingkan dengan tinggal di rumah besar yang mahal biaya perawatannya.

(Baca juga : Cari Kontrakan Jogja Murah Hanya di Rumahdimana.com )

Tingkat kepuasan hunian juga terkait dengan luas bangunan serta jumlah kamar yang ada. Studi yang sama menemukan bahwa 80% persen rumah tangga yang menempati rumah dengan hanya 1 kamar , memiliki tingkat kepuasan yang rendah. Persentase ini tidak beda jauh dnegan respondedn yang memiliki rumah dengan 2 kamar. Tingkat kepuasan yang tinggi di rumah sewa juga mengindikasikan bahwa status kepemilikkan bukan sebuah indikator yang cukup untuk menjelaskan standar hidup tinggi.

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan