author
Call Us: +628581194219

Menggali Prevalensi Pemukiman Padat di Negara Berkembang

  • 2 tahun lalu
  • Tak Berkategori
  • 0
pemukiman

Menggali Prevalensi Pemukiman Padat di Negara Berkembang Dibandingkan Negara Maju

Dunia menunjukkan beragam pola pemukiman, dengan beberapa wilayah ditandai dengan daerah berpenduduk padat sementara yang lain memiliki populasi yang lebih tersebar. Salah satu tren penting adalah prevalensi pemukiman padat di negara berkembang berbeda dengan negara maju. Artikel ini bertujuan untuk mengupas alasan di balik fenomena ini, menyoroti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingginya populasi di negara berkembang.

Urbanisasi yang Cepat

Negara berkembang sering mengalami urbanisasi yang cepat karena orang bermigrasi dari daerah pedesaan ke kota untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik dan kondisi kehidupan yang lebih baik. Daya pikat daerah perkotaan, ditambah dengan prospek pekerjaan yang terbatas dan infrastruktur yang tidak memadai di daerah pedesaan, menyebabkan tingkat migrasi perkotaan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, kota-kota di negara berkembang harus menghadapi arus masuk manusia yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya permukiman padat.

Pertumbuhan Populasi Penyebab Munculnya Pemukiman Padat

Negara berkembang cenderung memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.  Angka kelahiran yang tinggi, akses yang lebih rendah ke layanan keluarga berencana, dan norma budaya dinilai berkontribusi terhadap pertumbuhan populasi yang cepat. Meningkatnya populasi memberikan tekanan pada sumber daya lahan yang terbatas, mengakibatkan pengembangan permukiman untuk menampung jumlah orang yang terus bertambah.

Baca Juga: Bahan Bangunan yang Dapat Didaur Ulang: Menuju Konstruksi Berkelanjutan

Sumber Daya dan Infrastruktur Terbatas

Negara berkembang sering menghadapi tantangan terkait sumber daya dan infrastruktur yang terbatas. Perumahan yang tidak memadai, akses yang tidak memadai ke fasilitas dasar seperti air, sanitasi, dan listrik, serta jaringan transportasi yang kurang berkembang dapat menyebabkan menumpuknya penduduk di wilayah tertentu. Keterbatasan ketersediaan sumber daya mengharuskan adanya optimalisasi ruang, sehingga terjadi pembangunan permukiman padat penduduk.

Kesenjangan Ekonomi Penyebab Munculnya Pemukiman Padat

Negara-negara berkembang sering bergulat dengan kesenjangan ekonomi yang signifikan, dengan sebagian besar penduduk hidup dalam kemiskinan. Dalam keadaan seperti itu, orang cenderung berkumpul di daerah perkotaan, karena kota menawarkan akses yang lebih baik ke kesempatan kerja, pendidikan, kesehatan, dan layanan penting lainnya. Pemusatan peluang ekonomi ini selanjutnya berpengaruh pada pembentukan permukiman padat di negara-negara berkembang.

Faktor Sejarah dan Peninggalan Kolonial

Faktor sejarah, termasuk warisan kolonialisme, dapat berperan dalam membentuk pola permukiman. Banyak negara berkembang mengalami sejarah kolonisasi, di mana kota didirikan sebagai pusat administrasi, perdagangan, dan industri. Pasca-kemerdekaan, kota-kota ini menjadi titik fokus untuk pembangunan ekonomi, yang mengarah pada pertumbuhan dan pemadatan yang berkelanjutan.

Pemukiman Informal

Pemukiman informal, sering disebut sebagai daerah kumuh, lazim di banyak negara berkembang. Permukiman ini dicirikan oleh perumahan yang tidak direncanakan dan tidak resmi, kekurangan infrastruktur dan layanan dasar. Faktor-faktor seperti kemiskinan, akses terbatas ke perumahan yang terjangkau, dan masalah penguasaan lahan berkontribusi pada proliferasi permukiman informal. Kurangnya regulasi dan perencanaan kota yang tepat mengarah pada pembentukan daerah padat penduduk di dalam kota.

Kesimpulan

Prevalensi permukiman padat di negara berkembang dapat dikaitkan dengan kombinasi faktor, termasuk urbanisasi yang cepat, pertumbuhan penduduk yang tinggi, sumber daya dan infrastruktur yang terbatas, kesenjangan ekonomi, faktor sejarah, dan keberadaan permukiman informal. Mengatasi tantangan ini memerlukan perencanaan kota yang komprehensif, investasi dalam pembangunan infrastruktur, langkah-langkah pengentasan kemiskinan, dan strategi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dengan berfokus pada pembangunan perkotaan yang sustainable dan pemerataan sumber daya, negara-negara berkembang dapat menciptakan pola pemukiman yang lebih seimbang.

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan