Kisaran Harga Rumah di Jakarta dan Faktor Penentunya yang Harus Anda Perhatikan
Siapa yang penasaran dengan harga rumah di Jakarta terbaru? Sebagai ibukota negara, saat ini DKI Jakarta menampung hampir 11 juta jiwa yang tinggal menyebar di seluruh provinsi. Dari segi bisnis properti, terjadi kepadatan yang luar biasa sehingga data menyebutkan setiap kilometer persegi dihuni lebih dari 14.000 jiwa pada 2020.
Apakah semua penduduk yang sudah berkeluarga di Jakarta memiliki rumah? Tentu tidak, meskipun mereka ingin. Sebagian besar dari mereka menyewa kontrakan, kos, dan menumpang tinggal di rumah saudara.
Faktor Penentu Harga Rumah
Tingginya harga rumah di Jakarta membuat para karyawan dengan gaji pas-pasan merasa ciut nyali untuk sekadar bermimpi membeli rumah di ibukota. Harga properti melonjak begitu tinggi, sehingga jika Anda termasuk kaum milenial , kemungkinan besar akan kesulitan membeli rumah di Jakarta tanpa dukungan finansial keluarga. Ada beberapa faktor penentu harga rumah yang membuat hunian di Jakarta relatif lebih mahal dari properti dengan tipe yang sama di daerah.
Salah satu faktor penentunya adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), baik tanah maupun bangunan di wilayah ibukota memiliki nilai jual jauh lebih tinggi dari tanah daerah.
Nilai jual yang tinggi ini juga dipengaruhi oleh potensi ekonomi yang baik, letak strategis, dan ketersediaan lapangan kerja. Orang tidak banyak mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar rumah sebelum membeli, yang penting spesifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Dinamika pembangunan transportasi khususnya transportasi massal MRT juga bisa menjadi pertimbangan utama. Banyak pengembang properti yang melobi kebijakan pemerintah agar lokasi propertinya dilewati oleh koridor MRT tersebut dan bahkan agar titik stasiunnya berdekatan. “ 5 menit dari stasiun” , ini tentunya menjadi nilai jual penting, untuk mengerek harga jual demi keuntungan lebih banyak bagi bisnis propertinya.
(Baca juga : Yuk, Intip 5 Keuntungan Menggunakan Jasa Agen Jual Rumah )
Harga properti yang lebih murah , bisa diartikan properti tersebut tidak berlokasi di area terbaik di Jakarta. Jauh dari pusat kota, dari fasilitas rekreasi dan olah raga terbaik di kota. Dan karenanya membutuhkan ekstra waktu dan biaya untuk mencapai titik keramaian di pusat kota.
Bagi mereka yang memiliki uang, tentu memilih rumah yang nyaman sesuai dengan ekspektasi. Sebagian lagi memilih apartemen sebagai tempat tinggal untuk mengurangi interaksi sosial. Berbeda dengan mereka yang memiliki kemampuan finansial terbatas, harga rumah di Jakarta tentu dipertimbangkan dari banyak sisi.
Kisaran Harga Rumah di Jakarta
Dari seluruh wilayah Jakarta, ada beberapa kawasan yang terkenal sebagai daerah pemukiman elite. Selain harga rumah di kawasan ini cukup tingggi, bisa ditebak penghuninya adalah orang-orang dengan kemampuan finansial memadai. Mereka adalah para artis, pengusaha, dan pejabat eselon.
Beberapa kawasan yang terkenal elite di Jakarta adalah Kemang, Setiabudi, Kelapa Gading, Kebayoran, Menteng, Permata Hijau, dan Pondok Indah. Kisaran harga rumah di kawasan ini mencapai lebih dari 1M. Harga tanahnya berkisar puluhan juta rupiah per meter persegi.
Cukup bayangkan jika ingin membangun rumah dengan lebar 10 meter dan panjang 15 meter, maka luas bangunan saja 150 meter persegi, berapa harga lahannya? Tentu ini belum termasuk biaya pembangunan dan lahan tambahan jika ingin memiliki pekarangan.
Harga rumah di kawasan elite ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan properti yang ditawarkan para pengembang di kawasan biasa. Beberapa pengembang masih menawarkan rumah tipe sederhana kurang dari 1M, apalagi untuk perumahan subsidi, cukup 500-600 juta rupiah bisa mendapat rumah baru di Jakarta.
Informasi lebih lengkap harga rumah di Jakarta dan spesifikasinya, bisa Anda dapatkan dari portal atau situs-situs yang menyediakan informasi lengkap tentang perumahan.
(Baca juga : Yuk, Intip 5 Keuntungan Menggunakan Jasa Agen Jual Rumah )
